Tentang Anak Usia Dini
Seputar Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini
Tentang PAUD
Kalo zaman dahulu kala pemerintah menggembar gemborkan WAJAR 9 Tahun dari mulai SD sampe SMP, sekarang yang lagi ‘heboh’ itu tentang Pendidikan Usia Dini alias PAUD. Karna ternyata pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia dini sangat menentukan kualitas kesehatan, kecerdasan, dan kematangan emosional manusia pada tahap berikutnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr Benjamin S Bloom, Professor of Education, University of Chicago mengungkapkan bahwa pada usia 4 tahun 50% dari kapabilitas kecerdasan seorang anak telah terbentuk. Pada usia 8 tahun telah mencapai 80% dan pada usia 18 tahun intelegensi dewasa seorang anak telah komplit terbentuk. Oleh karna itu, sejak tahun 2003 Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memberikan dukungan bagi lembaga/organisasi masyarakat untuk pengembangan berbagai program layanan PAUD, khususnya Kelompok Bermain. Masih banyak orang yang salah kaprah tentang pengertian PAUD. Banyak yang menganggap PAUD itu ya Kelompok Bermain atau Play Group. Sedangkan TK dan RA itu berbeda, berdiri sendiri secara terpisah. TK dan RA tidak dianggap sebagai PAUD. Padahal nih ya, menurut Undang-undang Sistem Penddikan Nasional, pendidikan anak usia dini (PAUD) dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. PAUD pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sejenis. PAUD jalur nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat, sedangkan PAUD jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara perkembangan yang dialami anak pada usia dini dengan keberhasilan mereka dalam kehidupan selanjutnya. Misalnya, anak-anak yang hidup dalam lingkungan (baik di rumah maupun di KB atau TK) yang kaya interaksi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar akan terbiasa mendengarkan dan mengucapkan kata-kata dengan benar, sehingga ketika mereka masuk sekolah, mereka sudah mempunyai modal untuk membaca. Sehubungan dengan fungsi-fungsi yang telah dipaparkan tersebut, maka tujuan pendidikan anak usia dini dapat dirumuskan sebagai berikut. a. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya. b. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini. c. Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD). Sebenernya pemerintah masih belum mewajibkan sih pendidikan anak sejak usia dini ini, gak sewajib SD dan SMP SMA. Jadi masih banyak anak Indonesia yang belum mendapatkan pendidikan secara formal ataupun nonformal. Mungkin ada sebagian orang tua yang menganggap bahwa dirinya mampu kok mendidik anak usia dini, dia tau banget apa yang harus dilakukannya terhadap anaknya yang masih usia dini. Tapi masih banyak juga lho orang tua yang sebenernya gak tau bagaimana seharusnya memperlakukan anak usia dini. Sebagai contoh, karena sekolah dasar sekarang banyak yang menuntut setiap calon anak didik yang mau sekolah di sekolah itu harus sudah bisa baca tulis dan menghitung, maka orang tua juga menuntut dan memaksa anak untuk belajar membaca, berhitung dan menulis sejak usia dini. Yang gak disekolahin mungkin belajarnya di rumah didampingi orang tua dengan sedikit bumbu cubitan, pelototan dan bentakan. Kalo yang di sekolah ya usaha maksa maksa pihak sekolah buat ngasih tambahan belajar baca tulis n berhitung. Sampe sampe ada juga lho yang ngasih les privat anaknya buat baca tulis menghitung itu tadi! Well, sebenernya gak apa apa sih ngasih pengenalan huruf n angka ke anak usia dini. Tapi sebatas pengenalan aja lho. Gak sampe maksa-maksa anaknya buat baca teks sampe anaknya nangis saking gak maunya karna jenuh dan akhirnya si anak diancam. Mengerikan? Yang seperti itu beneran terjadi lho, dan banyak kasusnya! Sebagai contoh, ada ucapan seperti ini “Ah anakku di pindah ke TK aja deh! Abisnya di PAUD (mungkin maksudnya kelompok bermain) tuh apaan, kerjaannya Cuma nyanyi-nyanyi sama mewarnai aja, gak ada hasilnya”. Makanya para orang tua harus sering-sering dikasih pengertian, bahwa stimulan yang dikasih pihak sekolah itu nggak asal-asalan, ada tujuannya. Tapi emang gak gampang sih ngasih pengertian kayak gitu karna pasti masih aja ada orang tua yang ngotot n ngeyel. Pengalaman nih, karna kayaknya di tempat lain juga pasti banyak kejadian yang kayak gitu. Nah kalo udah kayak gitu, salah siapa? Salah orang tua murid? Orang tua murid gak bisa disalahin sepenuhnya. Karna mungkin ‘pelajaran’ yang diajarkan di PAUD (maksudnya Kelompok Bermain) anaknya memang hanya nyanyi dan mewarnai. Padahal nggak sesederhana itu lho, banyak hal yang harus distimulasi, dirangsang oleh pendidik. Untuk kelancaran pembelajaran agar sesuai dengan peraturan yang seharusnya itu juga gak murah lho, butuh banyak biaya. Sedangkan banyak orang yang mendirikan sebuah lembaga PAUD bukan karna dia punya banyak duit sehingga bisa menjamin segala sarana dan prasarana lembaga itu, tapi karna dia gak tega liat perkembangan pendidikan di lingkungannya. Jadi ya modal tekad yang kuat aja. Contohnya ya aku ini, kasian liat anak-anak susia dini sekitar rumah yang pada gak sekolah. Sejak kecil diajarin bahasa kasar n gak bener sama tetangganya yang pengangguran, sementara orang tuanya gak ngapa-ngapain. Heran juga sama anak umur 5 tahun yang masih aja suka digendong sama mamanya. Banyak juga anak yang gak bisa diandelin, gak bisa dimintain tolong. Disuruh beliin bawang ke warung aja gak mau. Gak bisa diberi tanggung jawab. Nah dengan adanya PAUD mudah2an ilang hal-hal negatif kayak tadi itu. Kalo diliat-liat, pencapaian yang diharapkan dari kalimat diatas itu kok bersifat akhlaq ya? Ya emang iya. Karna tujuan utama dari pendidikan anak usia dini ini adalah pendidikan karakter. Agar anak-anak Indonesia memiliki karakter yang baik demi masa depan bangsa yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar