Sabtu, 14 Desember 2013

BIMBINGAN KONSELING PADA ANAK YANG SUKA MENGEJEK DI PAUD PERMATA HATI SAMARINDA



STUDI KASUS
TREATMENT PADA ANAK YANG SUKA MENGEJEK
DI PAUD PERMATA HATI SAMARINDA




Disusun Oleh:
Novinda Tugas Yudhifa Utama
1105125030



PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (A PAGI)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013


KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan studi observasi perilaku anak yang suka mengejek di PAUD Permata Hati Samarinda. Makalah ini penulis buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran demi terwujudnya makalah ini.

            Akan lebih baik lagi dalam kajian studi observasi yang akan diulas ini mendapat masukan-masukan yang membangun dan dapat menyempurnakan hingga memiliki nilai yang berarti dalam realisasinya.
            Semoga studi observasi ini berguna bagi pembaca dan penulis. Aamiin       

                                                                                 Samarinda, 12 Desember 2013


                                                                                 Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar …………………………………………………………            i
Daftar Isi ……………………………………………………………….             ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………….…….……..             1
Rumusan Masalah ……………………………………………………...             1
BAB II DASAR TEORI
Pengertian Perilaku ..……………………………...…………………….            2
Pengertian Bullying ..……………………………...…………………….           3
Pembagian Bentuk Bullying ..……………………………...……………           4
Pengertian Mengejek ..……………………………...……………………          4
Penyebab Anak Suka Mengejek …………………………………………          4
Cara Mengatasi Anak Suka Mengejek …………………………………..           5
BAB III PEMBAHASAN
Analisis …………………………………………………………………..          6
Sintesis ………………………………………………………………..….          7
Diagnosis …………………………………………………………………         7
Prognosis …………………………………………………………………          7
Treatment …………………………………………………………………         8
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………….….……….……….....          9
Saran ……………………………………….….……….…………………         9
DAFTAR PUSTAKA
  


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Anak adalah titipan Allah SWT yang harus kita jaga dan kita didik agar menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Merupakan tugas orang tua dan guru untuk dapat menemukan potensi tersebut dan membina perilaku anak yang beragam. Syaratnya adalah penerimaan yang utuh terhadap keadaan anak. Anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat, salah satunya dalam pemenuhan kebutuhan dengan pembinaan perilaku anak sesuai perkembangan masanya. Peran guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini harus mampu memberikan contoh perilaku yag luhur kepada anak.
Mengejek merupakan salah perilaku kurang baik, yaitu menyebut atau memanggil orang lain dengan sebutan-sebutan yang buruk. Usia dini adalah masa keemasan anak atau biasa disebut dengan golden age. Pada usia ini kemampuan otak anak berkembang sangan pesat. Hal-hal yang didengar dan dilihat anak, akan sangat mudah terekam dan bahkan bisa ditiru. Adanya kebiasaan mengejek ini akan mengganggu psikologi anak yang diejek, karena mengejek merupakan bagian dari bullying.
Dengan demikian penulis tertarik untuk mengangkat kasus tersebut dan mencoba mengatasi kebiasaan tingkah laku anak usia dini yang suka mengejek di PAUD Permata Hati Samarinda.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan, dapat dirumuskan masalah yang ada sebagai berikut: “Bagaimana cara men-Treatment anak yang suka mengejek di PAUD Permata Hati Samarinda ?”



BAB II

KAJIAN TEORI


A.    Pengertian Perilaku
Berikut pengertian perilaku menurut pendapat para ahli:
1.      Menurut Petty Cocopio, perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.
2.      Menurut Soekidjo Notoatmojo, perilaku adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
3.      Menurut Heri Purwanto, perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
4.      Menurut Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood, menurut mereka perilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
5.      Menurut Chief, Bogardus, Lapierre, Mead dan Gordon Allport, menurut kelompok pemikiran ini perilaku merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecendrungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
6.      Menurut Reward dan Reinforcement, menurut pendapat mereka tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kondisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan masalah.
7.      Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

B.     Pengertian Bullying
Menurut pakar bullying yang tergabung dalam asosiasi perkumpulan stop bullying di Australia, “bullying is someone hurts and deliberately to another person more than once.” Maksudnya bullying adalah: suatu tindakan menyakiti dari seseorang kepada orang lain dengan sengaja, yang dilakukan lebih dari sekali. Berbeda dengan tindakan agresif lain yang melibatkan serangan yang dilakukan hanya dalam satu kali kesempatan dan dalam waktu pendek. Bullying biasanya terjadi secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga korbannya terus menerus berada dalam keadaan cemas dan terintimidasi.
Menurut Sullivan (2000, h.14 dalam Widiharto, h.6) bullying juga harus dibedakan dari tindakan atau perilaku agresif lainnya. Perbedaannya adalah tidak bisa dikatakan bullying jika seseorang menggoda orang lain secara bercanda, perkelahian yang terjadi hanya sekali dan perbuatan kasar atau perkelahian yang tidak bertujuan untuk menyebabkan kehancuran atau kerusakan baik secara material maupun mental. Selain itu tidak bisa dikatakan bullying jika termasuk perbuatan kriminal seperti penyerangan dengan senjata tajam, kekerasan fisik, perbuatan serius umtuk menyakiti atau membunuh, pencurian serius dan pelecehan seksual yang dilakukan hanya sekali.
Berdasarkan beberapa pengertian bullying di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara berulang-ulang dimana tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk melukai dan membuat seseorang merasa tidak nyaman.
C.    Pembagian Bentuk Bullying
Praktek bullying sendiri dibagi dalam 3 bagian, yaitu :
  1. Bullying secara fisik: tindakan menikam, memalak, mencubit, memukul, meludah, menarik leher kerah baju, mendorong, yang semuanya dilakukan dengan sengaja (deliberately).
  2. Bullying secara verbal: mengejek atau mengolok-olok, menertawakan, memanggil nama orangtua, mencemooh, menghina bahkan memfitnah, dan lagi-lagi dilakukan dengan sengaja.
  3. Bullying secara psikologis: mendiamkan, mengucilkan, tidak diajak dalam kegiatan apapun, dibiarkan sendirian.
D.    Pengertian Mengejek
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) jek /éjék/ v, meng·e·jek yaitu mengolok-olok (menertawakan, menyindir) untuk menghinakan; (mempermainkan dng tingkah laku: ia tidak disukai temannya krn suka ~ anak-anak lain;ejek·an. Jadi mengejek merupakan suatu kegiatan yang dapat membuat derajat atau kedudukan seseorang menjadi rendah.
Mengejek adalah mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas kepada orang lain, dan dapat artikan pula sebagai kegiatan memanggil seseorang dengan nama buruk.

E.     Penyebab Anak Suka Mengejek
1.      Kurangnya perhatian
Keterlibatan orang tua yang rendah dan kurangnya perhatian orangtua pada anak-anak dapat menyebabkan anak-anak ingin mencari perhatian dan pujian dari orang lain. Salah satunya adalah menjadi bermasalah/ ingin pujian kekuatan dan popularitas luar rumah.



 
2.      Riwayat kekerasan
Biasanya, anak-anak yang mengalami kekerasan, terutama orang tua terhadap anaknya, atau antara kedua orangtua, akan lebih mungkin untuk ‘balas dendam’ di luar rumah mereka.
3.      Riwayat Adu kekuatan
Terkadang anak-anak berjuang untuk membuktikan kekuatan mereka. Awalnya adalah sebuah permainan biasa, video game atau ajang pertandingan olahraga. Namun, karena salah satu pihak tidak terima / tidak puas dengan kekalahannya, akan membuat ia selelalu mengejek dan mengolok-olok.
4.      Paparan kekerasan dari media
Televisi, video game, dan film menyajikan banyak adegan kekerasan, atau perang dan pengejekan. Meskipun seharusnya, orang tua memberikan bimbingan dan pendampingan saat menonton atau bermain video game untuk anak-anak, pada kenyataannya banyak yang tidak melakukan hal ini.

F.     Cara Mengatasi Anak Suka Mengejek
1.      Menyikapi anak yang suka mengejek, guru atau orangtua harus segera menjelaskan kepadanya bahwa tindakannya itu adalah tidak baik dan akan menyakiti perasaan orang yang diejeknya.
2.      Dapat mengingatkan kembali tentang perasaan malu dan sedih yang pernah ia rasakan ketika diperlakukan sama oleh orang lain, yaitu diejek atas kekurangan yang ada pada dirinya.
3.      Jelaskan pada anak, jika ia terus menerus mengejek orang lain maka ia akan segera kehilangan teman-teman bermainnya (Mathew Huge M.Ed).



BAB III

PEMBAHASAN


A.    Analisis
1.      Identitas Anak
·         Nama lengkap               : Muhammad Ridho
·         Usia                              : 5 Tahun 6 Bulan
·         Tempat Tanggal Lahir  : Banjarmasin, 16 Juni 2008
·         Agama                          : Islam
·         Suku                             : Banjar
·         Anak ke-                       : 1 (kembar)
2.      Identitas Orang Tua
·         Nama Ayah                  : Rafiq Hamdan
·         Nama Ibu                      : Syahnia Sarah
·         Agama                          : Islam
·         Pekerjaan
Ayah                             : Swasta
Ibu                                : Ibu Rumah Tangga (IRT)
·         Alamat                          : Jalan Imam Bonjol RT 22 No. 58, Samarinda
3.      Ridho adalah anak pertama, saudara kembarnya bernama Muhammad Risqi. Walaupun ibunya adalah seorang IRT Ridho dan saudara kembarnya hampir setiap hari dititipkan oleh sang ibu di rumah tantenya. Ridho sangat senang mengejek teman-temannya, baik laki-laki maupun perempuan. Walaupun temannya tidak mengganggu, ridho senang mengejek dan mengolok-olok terlebih dulu hingga temannya menangis. Lingkungan rumah Ridho kurang baik, dalam artian pergaulan di sekitarnya tidak terkontrol.

B.     Sintesis
Berdasarkan profil di atas, dapat disimpulkan bahwa Muhammad Ridho merupakan anak yang memiliki intensitas waktu lebih banyak di luar rumah. Karena setelah pulang sekolah, anak ini langsung dititipkan di rumah sang tante. Dari keseharian anak,dapat penulis simpulkan bahwa Muhammad Ridho  merupakan anak yang memiliki perilaku suka mengejek orang lain.

C.    Diagnosis
Penyebab utama perilaku Ridho yang suka mengejek adalah pola asuh orang tua. Ayah Ridho bekerja hingga malam hari, ibu Ridho berada di rumah. Akan tetapi Ridho sering dititipkan di rumah tantenya. Pada saat bermain, tante tidak mengawasi, sehingga anak dibebaskan bermain tanpa pengawasan. Di lingkungan rumah tante, banyak sekali anak remaja dan orang dewasa. Jadi anak ini sering mengikuti dan mencontoh perkataan-perkataan yang tidak baik, terutama ejekan-ejekan. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua Ridho ini sangat memprihatinkan. Karena efek dari kurangnya perhatian orang tua pada anak, mengakibatkan sang anak mengikuti apa yang ada disekitarnya tanpa filterasi dan pengawasan. Akibatnya anak ini sering mengganggu teman sebayanya dengan ejekan-ejekan yang membuat temannya menangis.

D.    Prognosis
Hal awal yang hendaknya dilakukan oleh orang tua yakni merperbaiki pola asuh yang ada dan lebih memperhatikan tumbuh kembang sang anak. Karena usia dini merupakan masa keemasan anak dalam menerima segala informasi. Perilaku anak akan mempengaruhi sosial di mana anak berada. Oleh sebab itu, diharapkan orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya agar berperilaku santun dan terpuji. Akan tetapi, orang tua harus terlebih dahulu mencontohkan hal-hal yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Karena keluarga merupakan tri pusat pendidikan yang pertama dan merupakan model atau panutan bagi anak.
E.     Treatment
Beberapa treatment yang dapat dilakukan untuk mengatasi tingkah laku Ridho yang suka mengejek:
1.      Guru menyampaikan kepada orang tua untuk terlebih dahulu membiasakan berkata-kata baik dan benar dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sehingga Ridho terbiasa berkata santun.
2.      Guru atau orangtua harus menjelaskan kepadanya bahwa tindakannya itu adalah tidak baik dan akan menyakiti perasaan orang yang diejeknya. Akan tetapi dengan cara yang dapat diterima anak, tanpa kekerasan.
3.      Pada saat Ridho melakukannya lagi, guru mendekati anak, mendakap anak, memberi pelukan, mendudukkan Ridho di atas pangkuan, dan memberinya nasihat secara hikmah. Guru menceritakan pada mereka apa yang mereka buat tadi adalah salah dan apa yang mereka boleh lakukan untuk membetulkan kesilapan tadi.
4.      Guru dan orang tua Ridho menyampaikan pada anak tentang perasaan malu dan sedih yang pernah ia rasakan ketika diperlakukan sama oleh orang lain, yaitu diejek atas kekurangan yang ada pada dirinya.
5.      Sang guru memberi tahu padanya, bahwa saat Ridho terus-menerus mengejek orang lain maka ia akan segera kehilangan teman-teman bermainnya.
6.      Untuk mendisiplinkan sikap Ridho, diadakannya time out bila ia mengejek orang lain, lalu tetapkan konsekuensinya. Sebelumnya telah diadakan komunikasi dengan Ridho untuk menentukan konsekuensi yang akan didapat ia melanggar.
7.      Saat sikap mengejek Ridho mulai berkurang dan sudah berhenti, guru dan orang tua memberi pujian pada anak sebagai apresiasi karena bersikap baik.




BAB III

PENUTUP


A.    Kesimpulan
Mengejek merupakan salah perilaku kurang baik, yaitu menyebut atau memanggil orang lain dengan sebutan-sebutan yang buruk. Usia dini adalah masa keemasan anak atau biasa disebut dengan golden age. Pada usia ini kemampuan otak anak berkembang sangan pesat. Hal-hal yang didengar dan dilihat anak, akan sangat mudah terekam dan bahkan bisa ditiru. Adanya kebiasaan mengejek ini akan mengganggu psikologi anak yang diejek, karena mengejek merupakan bagian dari bullying.

B.     Saran
Guru dan orang tua hendaknya saling bekerja sama dalam mendidik anak. Akan tetapi pola asuh orang tua adalah yang terpenting. Orang tua dan guru dapat mengkomunikasikan perkembangan-perkembang, agar dapat menstimulasi anak dengan tepat.


DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Sity, dkk. 2009. Perkembangan dan Konsep Dasar AUD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Della, Layla. 2013. Definisi Perilaku Menurut Para Ahli. (http://the-friendkerz.blogspot.com/2013/04/10-definisi-perilaku-menurut-para-ahli.html/ Diakses pada tanggal 12 Desember 2013)

Gichara, Jenny. 2012. Mengatasi Perilaku Buruk Anak. Depok: Kawan Pustaka.

Rahman, Syania. 2009. Menyikapi Masalah Ejekan Anak. (http://syaniafamily.blogspot.com/2009/10/menyikapi-masalah-ejekan-anak.html/ Diakses pada tanggal 12 Desember 2013)

Sinta, Rania. 2013. Penyebab Anak-anak Suka Mengejek Temannya. (http://sharingdisini.com/2013/08/29/penyebab-anak-anak-suka-mengejek-temannya/ Diakses pada tanggal 12 Desember 2013 )





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar