STUDI
KASUS
TREATMENT
PADA ANAK YANG SUKA MENGEJEK
DI
PAUD PERMATA HATI SAMARINDA
Disusun Oleh:
Novinda
Tugas Yudhifa Utama
1105125030
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (A PAGI)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT,
karena atas rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan studi
observasi perilaku anak yang suka mengejek di PAUD Permata Hati Samarinda. Makalah
ini penulis buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan
Konseling. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran demi terwujudnya
makalah ini.
Akan lebih baik
lagi dalam kajian studi observasi yang akan diulas ini mendapat masukan-masukan
yang membangun dan dapat menyempurnakan hingga memiliki nilai yang berarti
dalam realisasinya.
Semoga studi observasi
ini berguna bagi pembaca dan penulis. Aamiin
Samarinda,
12 Desember 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Kata Pengantar
………………………………………………………… i
Daftar Isi ………………………………………………………………. ii
BAB
I PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………….…….…….. 1
Rumusan
Masalah ……………………………………………………... 1
BAB
II DASAR TEORI
Pengertian Perilaku ..……………………………...……………………. 2
Pengertian
Bullying ..……………………………...……………………. 3
Pembagian
Bentuk Bullying ..……………………………...…………… 4
Pengertian
Mengejek ..……………………………...…………………… 4
Penyebab
Anak Suka Mengejek ………………………………………… 4
Cara
Mengatasi Anak Suka Mengejek ………………………………….. 5
BAB
III
PEMBAHASAN
Analisis ………………………………………………………………….. 6
Sintesis ………………………………………………………………..…. 7
Diagnosis
………………………………………………………………… 7
Prognosis
………………………………………………………………… 7
Treatment
………………………………………………………………… 8
BAB
IV PENUTUP
Kesimpulan
……………………………………….….……….………..... 9
DAFTAR
PUSTAKA
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Anak adalah titipan Allah SWT yang harus kita jaga
dan kita didik agar menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa
saja. Merupakan tugas orang tua dan guru untuk dapat menemukan potensi tersebut
dan membina perilaku anak yang beragam. Syaratnya adalah penerimaan yang utuh
terhadap keadaan anak. Anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat, salah
satunya dalam pemenuhan kebutuhan dengan pembinaan perilaku anak sesuai
perkembangan masanya. Peran guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan
pendidikan untuk anak usia dini harus mampu memberikan contoh perilaku yag
luhur kepada anak.
Mengejek merupakan salah perilaku kurang baik, yaitu
menyebut atau memanggil orang lain dengan sebutan-sebutan yang buruk. Usia dini
adalah masa keemasan anak atau biasa disebut dengan golden age. Pada usia ini kemampuan otak anak berkembang sangan
pesat. Hal-hal yang didengar dan dilihat anak, akan sangat mudah terekam dan
bahkan bisa ditiru. Adanya kebiasaan mengejek ini akan mengganggu psikologi
anak yang diejek, karena mengejek merupakan bagian dari bullying.
Dengan demikian penulis tertarik untuk mengangkat
kasus tersebut dan mencoba mengatasi kebiasaan tingkah laku anak usia dini yang
suka mengejek di PAUD Permata Hati Samarinda.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan,
dapat dirumuskan masalah yang ada sebagai berikut: “Bagaimana cara
men-Treatment anak yang suka mengejek di PAUD Permata Hati Samarinda ?”
BAB II
A. Pengertian Perilaku
Berikut
pengertian perilaku menurut pendapat para ahli:
1.
Menurut Petty Cocopio, perilaku adalah
evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.
2.
Menurut Soekidjo Notoatmojo, perilaku
adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus
atau objek.
3.
Menurut Heri Purwanto, perilaku adalah
pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak
sesuai sikap objek tadi.
4.
Menurut Louis Thurstone, Rensis Likert
dan Charles Osgood, menurut mereka perilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau
reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
5.
Menurut Chief, Bogardus, Lapierre, Mead
dan Gordon Allport, menurut kelompok pemikiran ini perilaku merupakan semacam
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat
dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecendrungan yang potensial
untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu
stimulus yang menghendaki adanya respon.
6.
Menurut Reward dan Reinforcement,
menurut pendapat mereka tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada
kondisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seseorang terlibat langsung
dalam situasi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan masalah.
7.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip
oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini
terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau
Stimulus – Organisme – Respon.
B. Pengertian Bullying
Menurut pakar bullying yang tergabung dalam
asosiasi perkumpulan stop bullying di Australia, “bullying is someone
hurts and deliberately to another person more than once.” Maksudnya bullying
adalah: suatu tindakan menyakiti dari seseorang kepada orang lain dengan
sengaja, yang dilakukan lebih dari sekali. Berbeda dengan tindakan agresif lain
yang melibatkan serangan yang dilakukan hanya dalam satu kali kesempatan dan
dalam waktu pendek. Bullying biasanya terjadi secara berkelanjutan dalam
jangka waktu yang cukup lama, sehingga korbannya terus menerus berada dalam
keadaan cemas dan terintimidasi.
Menurut Sullivan (2000, h.14 dalam Widiharto, h.6) bullying
juga harus dibedakan dari tindakan atau perilaku agresif lainnya. Perbedaannya
adalah tidak bisa dikatakan bullying jika seseorang menggoda orang lain
secara bercanda, perkelahian yang terjadi hanya sekali dan perbuatan kasar atau
perkelahian yang tidak bertujuan untuk menyebabkan kehancuran atau kerusakan
baik secara material maupun mental. Selain itu tidak bisa dikatakan bullying
jika termasuk perbuatan kriminal seperti penyerangan dengan senjata tajam,
kekerasan fisik, perbuatan serius umtuk menyakiti atau membunuh, pencurian
serius dan pelecehan seksual yang dilakukan hanya sekali.
C. Pembagian Bentuk Bullying
Praktek bullying sendiri dibagi dalam 3
bagian, yaitu :
- Bullying secara fisik: tindakan menikam, memalak, mencubit, memukul, meludah, menarik leher kerah baju, mendorong, yang semuanya dilakukan dengan sengaja (deliberately).
- Bullying secara verbal: mengejek atau mengolok-olok, menertawakan, memanggil nama orangtua, mencemooh, menghina bahkan memfitnah, dan lagi-lagi dilakukan dengan sengaja.
- Bullying secara psikologis: mendiamkan, mengucilkan, tidak diajak dalam kegiatan apapun, dibiarkan sendirian.
D. Pengertian Mengejek
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) jek /éjék/ v, meng·e·jek yaitu mengolok-olok
(menertawakan, menyindir) untuk menghinakan; (mempermainkan dng tingkah laku: ia
tidak disukai temannya krn suka ~ anak-anak lain;ejek·an. Jadi mengejek merupakan suatu kegiatan yang dapat membuat
derajat atau kedudukan seseorang menjadi rendah.
Mengejek adalah
mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas kepada
orang lain, dan dapat artikan pula sebagai kegiatan memanggil seseorang dengan nama buruk.
E. Penyebab Anak Suka Mengejek
1.
Kurangnya perhatian
Keterlibatan orang tua yang rendah dan kurangnya
perhatian orangtua pada anak-anak dapat menyebabkan anak-anak ingin mencari
perhatian dan pujian dari orang lain. Salah satunya adalah menjadi bermasalah/
ingin pujian kekuatan dan popularitas luar
rumah.
2.
Riwayat kekerasan
Biasanya, anak-anak yang mengalami kekerasan,
terutama orang tua terhadap anaknya, atau antara kedua orangtua, akan lebih
mungkin untuk ‘balas dendam’ di luar rumah mereka.
3.
Riwayat Adu kekuatan
Terkadang anak-anak berjuang untuk membuktikan
kekuatan mereka. Awalnya adalah sebuah permainan biasa, video game atau ajang pertandingan olahraga. Namun,
karena salah satu pihak tidak terima / tidak puas dengan kekalahannya, akan
membuat ia selelalu mengejek dan mengolok-olok.
4.
Paparan kekerasan dari media
Televisi, video game, dan film menyajikan banyak
adegan kekerasan, atau perang dan pengejekan. Meskipun seharusnya, orang tua
memberikan bimbingan dan pendampingan saat menonton atau bermain video game
untuk anak-anak, pada kenyataannya banyak yang tidak melakukan hal ini.
F. Cara Mengatasi Anak Suka Mengejek
1. Menyikapi
anak yang suka mengejek, guru atau orangtua harus segera menjelaskan kepadanya
bahwa tindakannya itu adalah tidak baik dan akan menyakiti perasaan orang yang
diejeknya.
2. Dapat
mengingatkan kembali tentang perasaan malu dan sedih yang pernah ia rasakan
ketika diperlakukan sama oleh orang lain, yaitu diejek atas kekurangan yang ada
pada dirinya.
3. Jelaskan
pada anak, jika ia terus menerus mengejek orang lain maka ia akan segera
kehilangan teman-teman bermainnya (Mathew Huge M.Ed).
BAB III
A.
Analisis
Analisis
1.
Identitas
Anak
·
Nama lengkap : Muhammad Ridho
·
Usia :
5 Tahun 6 Bulan
·
Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 16 Juni 2008
·
Agama :
Islam
·
Suku :
Banjar
·
Anak ke- :
1 (kembar)
2.
Identitas
Orang Tua
·
Nama Ayah : Rafiq Hamdan
·
Nama Ibu :
Syahnia Sarah
·
Agama :
Islam
·
Pekerjaan
Ayah : Swasta
Ibu : Ibu Rumah
Tangga (IRT)
·
Alamat :
Jalan Imam Bonjol RT 22 No. 58, Samarinda
3. Ridho
adalah anak pertama, saudara kembarnya bernama Muhammad Risqi. Walaupun ibunya
adalah seorang IRT Ridho dan saudara kembarnya hampir setiap hari dititipkan
oleh sang ibu di rumah tantenya. Ridho sangat senang mengejek teman-temannya,
baik laki-laki maupun perempuan. Walaupun temannya tidak mengganggu, ridho
senang mengejek dan mengolok-olok terlebih dulu hingga temannya menangis.
Lingkungan rumah Ridho kurang baik, dalam artian pergaulan di sekitarnya tidak
terkontrol.
B. Sintesis
Berdasarkan profil di atas, dapat disimpulkan bahwa
Muhammad Ridho merupakan anak yang memiliki intensitas waktu lebih banyak di
luar rumah. Karena setelah pulang sekolah, anak ini langsung dititipkan di
rumah sang tante. Dari keseharian anak,dapat penulis simpulkan bahwa Muhammad
Ridho merupakan anak yang memiliki
perilaku suka mengejek orang lain.
C. Diagnosis
Penyebab utama perilaku Ridho yang suka mengejek
adalah pola asuh orang tua. Ayah Ridho bekerja hingga malam hari, ibu Ridho
berada di rumah. Akan tetapi Ridho sering dititipkan di rumah tantenya. Pada
saat bermain, tante tidak mengawasi, sehingga anak dibebaskan bermain tanpa
pengawasan. Di lingkungan rumah tante, banyak sekali anak remaja dan orang
dewasa. Jadi anak ini sering mengikuti dan mencontoh perkataan-perkataan yang
tidak baik, terutama ejekan-ejekan. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua
Ridho ini sangat memprihatinkan. Karena efek dari kurangnya perhatian orang tua
pada anak, mengakibatkan sang anak mengikuti apa yang ada disekitarnya tanpa
filterasi dan pengawasan. Akibatnya anak ini sering mengganggu teman sebayanya
dengan ejekan-ejekan yang membuat temannya menangis.
D. Prognosis
E. Treatment
Beberapa treatment yang dapat dilakukan untuk
mengatasi tingkah laku Ridho yang suka mengejek:
1. Guru
menyampaikan kepada orang tua untuk terlebih dahulu membiasakan berkata-kata
baik dan benar dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sehingga Ridho terbiasa
berkata santun.
2. Guru
atau orangtua harus menjelaskan kepadanya bahwa tindakannya itu adalah tidak
baik dan akan menyakiti perasaan orang yang diejeknya. Akan tetapi dengan cara
yang dapat diterima anak, tanpa kekerasan.
3. Pada
saat Ridho melakukannya lagi, guru mendekati anak,
mendakap
anak, memberi pelukan, mendudukkan Ridho di atas pangkuan, dan memberinya nasihat
secara hikmah. Guru menceritakan pada mereka apa yang mereka
buat tadi adalah salah dan apa yang mereka boleh lakukan untuk membetulkan
kesilapan tadi.
4. Guru
dan orang tua Ridho menyampaikan pada anak tentang perasaan malu dan sedih yang
pernah ia rasakan ketika diperlakukan sama oleh orang lain, yaitu diejek atas
kekurangan yang ada pada dirinya.
5. Sang
guru memberi tahu padanya, bahwa saat Ridho terus-menerus mengejek orang lain maka
ia akan segera kehilangan teman-teman bermainnya.
6. Untuk
mendisiplinkan sikap Ridho, diadakannya time
out bila ia mengejek orang lain, lalu tetapkan konsekuensinya. Sebelumnya telah
diadakan komunikasi dengan Ridho untuk menentukan konsekuensi yang akan didapat
ia melanggar.
7. Saat
sikap mengejek Ridho mulai berkurang dan sudah berhenti, guru dan orang tua
memberi pujian pada anak sebagai apresiasi karena bersikap baik.
BAB III
A. Kesimpulan
Mengejek merupakan salah perilaku kurang baik, yaitu
menyebut atau memanggil orang lain dengan sebutan-sebutan yang buruk. Usia dini
adalah masa keemasan anak atau biasa disebut dengan golden age. Pada usia ini kemampuan otak anak berkembang sangan
pesat. Hal-hal yang didengar dan dilihat anak, akan sangat mudah terekam dan
bahkan bisa ditiru. Adanya kebiasaan mengejek ini akan mengganggu psikologi
anak yang diejek, karena mengejek merupakan bagian dari bullying.
B. Saran
Guru dan orang tua hendaknya saling bekerja sama
dalam mendidik anak. Akan tetapi pola asuh orang tua adalah yang terpenting.
Orang tua dan guru dapat mengkomunikasikan perkembangan-perkembang, agar dapat
menstimulasi anak dengan tepat.
Aisyah, Sity, dkk. 2009. Perkembangan
dan Konsep Dasar AUD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Della,
Layla. 2013. Definisi Perilaku Menurut Para Ahli. (http://the-friendkerz.blogspot.com/2013/04/10-definisi-perilaku-menurut-para-ahli.html/
Diakses pada tanggal 12 Desember 2013)
Gichara,
Jenny. 2012. Mengatasi Perilaku Buruk
Anak. Depok: Kawan Pustaka.
Rahman,
Syania. 2009. Menyikapi Masalah Ejekan Anak. (http://syaniafamily.blogspot.com/2009/10/menyikapi-masalah-ejekan-anak.html/
Diakses pada tanggal 12 Desember 2013)
Sinta,
Rania. 2013. Penyebab Anak-anak Suka Mengejek Temannya. (http://sharingdisini.com/2013/08/29/penyebab-anak-anak-suka-mengejek-temannya/
Diakses pada tanggal 12 Desember 2013 )

Tidak ada komentar:
Posting Komentar