ANAK YANG SUKA
MEMUKUL
OLEH :
NURUL AINIATI
JAMILAH
NIM. 1105125006
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Anak
merupakan titipan terindah dari Allah SWT, semua yang berkaitan dengan anak
adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua. Banyak prilaku-prilaku anak yang
tidak baik yang sebenarnya terkadang mereka tidak mengerti dengan apa yang
mereka lakukan itu baik atau buruk. Semua itu terjadi karena pengaruh
lingkungan disekitar mereka, dan kurangnya pengawasan dari orang tua. Anak –
anak cenderung memiliki sifat modeling (meniru) karena anak-anak belajar dari
apa yang mereka lihat tanpa bisa menyaring baik maupun buruknya sesuatu.
Seperti halnya memukul (mencubit) dan mengejek teman merupakan tingkah laku
atau sikap anak yang didapat dari pengelihatan mereka, atau bahkan dari
keseharian mereka dirumah. Memukul (mencubit) merupakan tindakan fisik yang
dapat menyakiti, menciderai atau melukai orang lain. Kemudian mengejek, mengejek
merupakan prilaku mencela dan mempermalukan bukan hanya kepada keadaan atau
perbuatan namun juga kepada suatu subyek dengan merendahkan orang lain.
2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: Bagaimana
cara kita memberikan treatment kepada anak yang suka memukul?.
BAB
II
DASAR
TEORI
Menurut
Rahmitha P. Soendjojo, perilaku suka
memukul pada anak biasanya muncul pada anak yang belum bisa bicara atau baru
mulai belajar berbicara. “perbendaharaan katanya masih sangat terbatas, sehingga
memukul menjadi salah satu bahasa untuk menyatakan keinginannya maupun ketika
ia merasa kurang nyaman atau tak aman,".
Menurut Rahmitha, memukul atau perilaku
agresif lainnya adalah reaksi alamiah ketika seseorang merasa kesal, marah,
atau frustrasi. Begitu pula yang dialami batita Anda. Jadi, wajar saja bila ia
memukul atau dipukul anak lain. Tapi bukan berarti Anda boleh mengijinkan ia
memukul. Anda tetap tak boleh membiarkan ia memukul, hanya karena ia masih
terlalu kecil untuk mengetahui hal yang baik. Memang, masih cukup sulit baginya
untuk mengerti perbedaan benar dan salah, tapi ia sepenuhnya akan mengerti mana
tingkah laku yang Anda inginkan dan mana tingkah laku yang Anda larang.
Lagipula, dengan membiarkan anak memukul, lama-lama ia tak mengenal cara lain untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya. Jika memukul akhirnya menjadi kebiasaan, ia akan dijauhi oleh teman-temannya yang berarti menghambat perkembangan sosialisasinya.
Lagipula, dengan membiarkan anak memukul, lama-lama ia tak mengenal cara lain untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya. Jika memukul akhirnya menjadi kebiasaan, ia akan dijauhi oleh teman-temannya yang berarti menghambat perkembangan sosialisasinya.
Perilaku memukul, menurut Rahmitha,
juga bisa terjadi pada anak yang punya energi berlebihan. "Jika ia banyak
dilarang sementara energinya tetap ada dan ia tak tahu cara menyalurkannya,
akibatnya ia lalu memukul atau melakukan perilaku agresif lainnya," tutur
lulusan Fakultas Psikologi Unpad ini. Begitu pula dengan anak-anak yang
terluka, entah karena marah, kesal, kecewa, atau sedih, dan ia tak tahu
bagaimana cara mengungkapkan perasaan-perasaanitu.
Lisa Berlin, pimpinan
penelitian dari Center for Child and Family Policy, Duke University, dan
koleganya, menjumpai bahwa anak yang dipukul pada usia satu tahun cenderung
memiliki perilaku lebih agresif pada usia dua tahun. Anak-anak ini pun pada
pengukuran kemampuan berpikir di usia tiga tahun tidak menunjukkan sebaik anak
lain yang tidak dipukul. Studi tersebut dipublikasikan pada jurnal Child
Development seperti dikuti CNN Health.
Menurut Eileen Kennedy-Moore, Ph. D, psikolog
anak dan penulis buku What About Me? 12 Ways to Get Your Parents’
Attention Without Hitting Your Sister, kebiasaan
orangtua yang mengatakan kata “jangan”, “tidak”, kepada anaknya menjadi salah
satu penyebab anak suka memukul. Karena semakin kamu melarang si kecil, maka
rasa penasaran akan menyelimutinya dan mempraktekkannya. Jadi mulailah
mengurangi pemakaian kata yang mengandung makna melarang. Berikan pengertian
bahwa memukul itu akan menyakiti orang
Menurut Asih Minarni Cahyaningrum S. Psi., Psikolog, memukul itu
sebenarnya adalah suatu reaksi alami dari anak apabila sedang merasa marah,
kesal atau frustasi. Serta dialami oleh balita yang aktif karena mereka masih
dalam taraf perkembangan. Jadi tidak aneh jika diperhatikan di usia ini,
anak-anak sering memukul. Hal ini bisa dimaklumi karena anak atau balita belum
tahu cara yang tepat dalam mengekspresikan rasa kesal dan marah, terutama bagi
anak.
Menurut
Elly Risman, PSi, pukulan menjadi
tidak bermakna kalau terlalu sering dilakukan. Kalaupun terpaksa dilakukan,
jelaskan alasannya. Jangan memukul kalau hanya bertujuan untuk menyakiti. Meski
demikian, Elly sangat menentang anak dipukul.
Menurut dr.
Setyo Handryastuti, SpA(K), Anak suka memukul tentu
tidak baik, namun belum tentu merupakan gejala hiperaktif karena semua anak balita
–apalagi laki-laki– selalu aktif karena masih dalam taraf perkembangan. Yang
dapat dilakukan untuk menghentikan kebiasaannya adalah:
1. Coba
amati, apakah anak terpapar perilaku kekerasan, misalnya pengaruh televisi,
game, CD, atau orang di sekelilingnya yang menggunakan kekerasan untuk
menyelesaikan masalah? Jika ada, hindari paparan tersebut karena anak sangat
mudah meniru.
2. Apakah
anak sudah mengerti jika diajak bicara? Jika dia belum mengerti pembicaraan
orang lain, segera konsultasi ke dokter anak karena problem
interaksi/komunikasi akan menyebabkan problem tingkah laku. Sebaliknya jika
anak sudah mengerti diajak bicara, Anda bisa menerapkan hal-hal di bawah ini.
3. Bantu
anak untuk mengungkapkan emosinya, karena kemampuan bicara anak 15 bulan belum
optimal sehingga tidak dapat mengungkapkan emosi dengan kata-kata. Beri contoh
dan latih anak untuk mengungkapkan emosi dengan ekspresi yang sesuai, seperti
memeluk atau bertepuk tangan untuk rasa senang, atau menangis untuk rasa sedih.
Tunjukkan ekpresi wajah seseorang jika sedang marah. Bila anak sedang marah,
coba tanyakan kenapa dia marah, lalu bantu mencari penyelesaiannya.
4. Beritahu
anak bahwa memukul karena iseng itu tidak baik dan tidak boleh dia lakukan.
Kalau dia masih juga melakukannya, Anda dapat memberinya hukuman seperti tidak
boleh menonton acara televisi kesenangannya.
Menurut
Rikho Kusworo Anak, baik laki laki
atau perempuan, menjadi agresif karena dalam pandangan mereka hanya dengan
memukul dan berkelahi lah satu satunya cara memecahkan masalah. Orang tua perlu
menanamkan pola asuh pemecahan masalah dengan kata kata dan berkompromi, bukan
dengan agresivitas dan memukul.
Mengajarkan anak untuk mengungkapkan kebutuhan
dan perasaannya menjadi sangat penting. Namun demikian anak balita tidak akan
dapat sepenuhnya mengendalikan kemarahan. Adalah tugas orang tua untuk untuk
mengajarkan bagaimana mengendalikan kemarahan, memahami penyebabnya, dan
menyalurkannya secara positif.
Menurut
sosiolog Prof. Murray Straus, makin tinggi
persentase orang tua memberi hukuman
fisik kepada anaknya, maka semakin rendah IQ anak. Bahkan semakin sering orang
tua memukul anak akan membuat perkembangan mental anak akan menjadi lambat.
Anak yang sering mendapat perlakuan kasar maupun keras dari orang tuanya akan
membuat anak minder, tidak mau bergaul dengan teman sebayanya dan maunya
mengurung diri atau bermain sendiri di kamar.
Psikolog
Dr. Rahli Briggs dari New York
mengatakan, berdisiplin merupakan kesempatan baik untuk mengajarkan sesuatu
kepada anak. Tetapi bila orang tua memukul, maka dia akan mengajari anak bahwa
dengan cara kekerasan itu akan menyelesaikan masalah atau untuk menangani suatu
situasi. Jangan sampai budaya kekerasan diterapkan dalam keluarga dan
masyarakat. Dalam hasil studi menunjukkan bahwa stres mengubah arsitektur otak
anak dan merusak saraf tertentu. Jadi, kalau orang tua tahunya hanya memukul,
maka itu sama saja dia tidak mengajarkan apa-apa tentang kebaikan. Mulai
sekarang bila hendak mengajarkan anak, jadikan dia sebagai teman kita. Jauhkan
segala sesuatu yang bersifat kekerasan. Dengan penuh kasih sayang dalam
mengajar anak-anak, maka kita telah menciptakan budaya senyum tanpa kekerasan
dalam rumah tangga.
Beberapa cara mengatasi anak yang suka
memukul :
·
Time-out, Ini cara yang baik untuk mengatasi
dorongan memukul, tapi bukan merupakan tindakan hukuman. Ini merupakan satu
cara untuk mengendalikan emosi anak, agar ia melihat apa yang salah dan bagaimana
memperbaikinya. Tapi jangan gunakan time-out untuk menguliahinya. Kita harus
berikan petuah setelah time-out selesai dan ia sudah mulai tenang.
·
Jika anak kembali memukul, bertindaklah tegas dan
konsekuen. Ia harus menghentikan permainannya, entah dengan menyuruhnya duduk
di sebelah kita tanpa aktivitas untuk beberapa saat, atau ajak ia pulang jika
saat itu ia bermain di rumah temannya. Kita katakan padanya, " adek kalau
masih suka memukul adek tidak akan pernah ada yang menemani dan tidak ada yang
ngajak bermain.”
BAB
III
PEMBAHASAN
1)
Analisis
(Pengumpulan Data)
Nama Anak : M. Pasya Al Burhan
Usia : 6 tahun
Tempat, tanggal
: Samarinda, 21 januari 2007
lahir
Anak ke- : 1 dari 2 bersaudara
Hobi : Main PS, Main Dram
Makanan kesukaan : Sosis, ayam goreng
Minuman kesukaan : Air teh
Warna kesukaan
: Biru
Sekolah : Di Tk Gelatik Samarinda
Alamat sekolah
: jl. Otto iskandar dinata
Alamat Rumah
: jl. Damai gg. 4 rt 9, rw 08 kel. Sidodamai
kec. Samarinda
ilir , Kalimntan Timur
Nama Orang Tua
Ayah
: Burhannudin
Ibu
: Hanida
Pekerjaan Orang Tua
Ayah
: Kontraktor
Ibu
: Ibu Rumah Tangga
2)
Sintetis
(Kesimpulan Sementara)
Anak ini suka memukul dan mengejek orang lain (teman
disekolah maupun dirumah) termasuk orang dewasa yang tidak disukainya, atau ketika
apa yang pasya mau tidak terpenuhi.
Contoh pertama:
ketika di sekolah, Pasya bermain dengan teman-temannya dan Pasya ingin merebut mainan
temannya namun temannya tidak memberikannya, pada saaat itu juga Pasya langsung
memukul tamannya.
Contoh kedua : ketika
dirumah, ada tetangga yang berkunjung kerumahnya lalu menggendong atau mencium
adiknya, pasti Pasya langsung mendatangi dan memukul orang tersebut.
3)
Diagnosis
(Menentukan Penyebab Utama)
Penyebab
utama anak ini suka memukul (mencubit), karena orang tua (ibunya) ketika sang anak
melakukan sesuatu dan salah atau tidak sesuai dengan yang diinginkan si ibu,
anak cenderung langsung dipukul/dicubit. Misalnya ketika Pasya di suruh makan,
pasya makannya di atas tempat tidur, ibunya langsung memberi tau sang anak
dengan cubitan bahkan dipukul tanpa di berikan alasan mengapa tidak boleh makan
di atas tempat tidur. Jadi ketika di sekolah anak suka mecubit temannya tanpa
ada apa-apa.
Kemudian mengejek, penyebab anak suka mengejek
adalah meniru sang ibu. Pasya sering melihat sang ibu mengejek ketika berdialog
dengan tetangga atau keluarga yang berkunjung kerumahnya. Contohnya pada saat
adik atau keluarga sang ibu berkunjung mengenakan barang-barang biasa seperti
tas, ibu Pasya lalu mengejek “Tas murahan aja kok dipakai terus, coba beli kaya
punyaku ini mahal harganya jarang ada yang punya”. Mungkin dari sini ketika
anak melihat kemudian anak lalu berfikir bahwa punya merekalah yang terbagus
yang orang lain tidak ada yang punya. Ini terbukti saat di sekolah, anak sering
mengejek temannya seperi “ eh Doni, aku punya ipad dirumah aku main game terus,
mana punyamu? Kamu pasti nggak punya ipad kan?.” Contoh kedua “Doni doni, aku
punya mobil baru nanti malam ayahku ngajak ke Mall beli mainan.” Dan ketika
temannya menjawab temannya juga punya mobil si Pasyapun tidak mau terima dan
bengejek “biyar kamu punya mobil, mobilnya bagusan mobilku juga, mobilku ada
Tvnya, ada AC nya baru.. warnanya putih, kata ibu mahal nggak boleh di
coret-coret, mobilmu ada lah kaya gitu?.”
4)
Prognosis
( Langkah Awal)
Langkah
awal untuk mengurangi perilaku Pasya yang pertama dengan menyampaikan kepada
guru sekolah Pasya untuk membantu menangani prilaku pasya yang suka memukul
(mencubit) dan mengejek temannya. Dan memberikan pengertian kepada orang tua
Pasya bahwa pentingnya membiasakan prilaku baik kepada anak, terutama anak yang
sudah terbiasa dengan prilaku tidak baik tersebut.
Saya juga sampaikan pelan-pelan kepada orang
tua pasya terutama ibunya, jika pasya melakukan kesalahan orang tua tidak boleh
memberi hukuman fisik / dengan pukulan karena secara tidak langsung orang tua
mengajarkan kepada anak untuk memukul. Dan saya samapaikan kepada ibunya pasya
untuk memberitau atau berbicara tentang sesuatu harus sabar dan dengan kasih
sayang kepada pasya, agar pasya lebih memahami tentang tindakan yang baik
ataupun buruk.
5)
Treatment
( Penanggulangan)
Pertama,
dihari
pertama. ketika pasya sedang bermain sendirian, saya datangi kemudian perlahan
saya tanya apa kesukaannya (makanan, minuman, permainan) sebagai pendekatan
awal. Saya juga bertanya apa yang sering dialakukan ibunya kepada pasya, apakah
dirumah ibunya suka menemani pasya belajar, apa yang ibu masih melayani pasya
ketika makan, mandi, dan kebtuhan lain, ternyata pasya bilang iya, ibu masih
sering membantu semuanya kecuali makan.
Lalu saya ajak sedikit bercerita, ketika dalam percakapan itu saya buat
intonasi suara yang membuat pasya semakin penasaran dengan cerita saya.
Kedua, tepat ketika pasya sedang bermain bersama
temannya, saya lihat dari jauh pasya merebut sepedah temannya, akhirnya pasya
bertengkar dengan temannya, karna tidak diberikan pasya memukul badan temannya
2 kali. Pada saat pasya telah memukul temannya, saya datangi mereka dan saya
jauhkan pasya dari temannya, akhirnya saya tanya alasan mengapa pasya memukul
temannya. Saya suruh pasya meminta maaf kepada teman yang menangis pasya malah
marah dan memukul saya. Akhirnya saya ajak temannya yang menangis tadi pulang
kerumahnya. Kemudian saya alihkan perhatian pasya kepada mainan kesukaannya
yaitu dram. Pasya sontak memukul-mukul dram itu sekeras-kerasnya. Setelah
memukul dram itu saya mulai bicara lagi kepada pasya, saya sampaikan kepada
pasya bahwa memukul itu perlaku yang tidak baik. Saya jelaskan bahwa memukul
itu tidak boleh dilakukan lal saya berkata “ dek pasya, jika temannya tidak
meminjamkan mainan adek tidak boleh memukul begitu, temannya kasian kan tadi
menangis kesakitan karena adek pukul, adek tidak takut jika nanti adek tidak
ada yang mau mainan sama adek?” pasya hanya diam. Lalu saya bicara lagi, “ dek,
memukul itu bukan anak soleh lo, kalo ibu guru disekolah liat adek memukul
nanti ibu guru pasti marah sama adek”. Pasya menjawab “ pasya pernah di suruh
ibu duduk didepan kelas karena pasya cubit teman pasya habisnya ari gak bolehin
pasya make pensilnya”. Terus saya bilang “ iya makanya dek, ibu guru aja hukum
adek pas adek nyubit, memang tidak boleh kan dek jika nyakitin temannya.
Biyarpun temannya ganggu dek pasya harusnya adek tidak boleh mukul”. Pasyapun
menggangguk.
Ketiga, saya
mendatangi pasya yang sedang asik dengan Ps-nya, saya dengarkan ketika dia
sedang bermain dia sambil bilang “ayo pukul-pukul, hajar”, saya langsung bilang
sama pasya “ oh adek ikutin yang di Ps itu, itu kan cuma gambar dek, biarpun
pukul-pukulan juga gak kenapa-kenapa, gak ada yang nangis dek, gak ada yang
sakit, beda jika dengan teman yang adek pukul.” Saya bikin sugesti- sugesti
seperti itu supaya pasya faham jika yang di tv itu berbeda dengan yang aslinya.
Keempat, ketika
pasya sedang bermain sendiri lagi saya datangi kemudian perlahan-lahan pasya
juga saya beri contoh akibat jika suka mengejek orang lain itu bukan cirri anak
sholeh yang disayang Allah. Jika suka mengejek ketika sudah meninggal nanti
muluntnya akan dibakar dengan api. Jadi setiap anak mau mengejek temannya kita
(guru, orang tua dan orang dewasa yang melihat) ingatkan, seperti “ hayo…
mengejek teman bukan cirri anak sholeh lo.. nanti ketika sudah meninggal mulut
kita dibakar sama api, coba kita lihat kebakaran saja apinya bisa membakar semua
benda-benda, apalagi mulut kita yang dibakar”.
Kelima, Pada
saat pasya sedang bermain mobil-mobilan, pasya kembali mencubit temannya, saya perlahan
mengajaknya bicara kembali, “dek Pasya, adek pernah di cubit sama ibu kan?
Rasanya sakit kan?, nah karna sakit jadi kita tidak boleh dek cubit atau mukul
temannya, teman adek pasti kesakitan kalau adek gitukan. Nanti temannya nanggis
kan kasihan”. kalau mencubit temannya nanti
temannya tidak mau berteman dengan adek lagi lo... kalau kita baik sama teman
dek, nanti teman kita jadi banyak dek. Inget ya dek setiap kita mau cubit teman
cubit tangan kita dulu, kalau sakit ya jagan temannya dicubit ya dek nanti
temnnya nangis.”
Keenam, saat ini pasya meminta
pergi ke Mall untuk bermain. Tetapi ibunya tidak bisa karena adiknya sakit. Ketika
saat-saat pasya terlihat kesal karena kemauannya tidak di turuti, saya bilang
ke ibunya untuk memberikan alat permainan supaya emosi anak berkurang. Misalnya
ketika dirumah pasya memiliki mainan kesukaan seperti dram, maka diberikanlah
dram supaya ketika pasya bermain dram pasya bisa meluapkan emosinya di setiap
pukulan dram tersebut.
Ketujuh,
pada saat
pasya bermain lagi bersama temannya, pasya hendak memukul lagi, namun ketika
saya datangi pasya lalu melihat saya dan tidak jadi memukul.
Kedelapan, saya tunjukkan gambar tangan putus
dan bibir besar kepada pasya, ketika pasya bertanya kenapa tangannya putus dan
bibirnya besar, saya pun langsung ceritakan bahwa awalnya orang yang digambar
itu dulu ketika hidup suka memukul orang dan bibirnya besar karena suka
mengejek orang ketika masih hidup, jadi di akhirat disiksa seperti itu.
Kesembilan, Setelah kurang lebih 14 hari, saya lihat pasya mulai mengurangi
perilaku suka memukulnya. Misalnya saat bermain dirumah bersama teman, pasya
sudah jarang memukul meskipun sedang bersitegang (berebut mainan), pasya hanya
bicara dengan nada yang keras namun tidak memukul temannya. Ke 20 hari, saya
berkunjung ke Tk tempat pasya bersekolah, saya bertanya kepada guru tentang
perilaku pasya disekolah, ibu guru pun menjawab bahwa pasya memang terkadang
jika tidak terawasi oleh guru dia suka memukul/ mencubit temannya, tapi kata
ibu guru memukulnya tidak sesering dulu. Ibu guru berkata jika dulu hamper
setiap hari temannya menangis karena dipukul, dicubit, dan diejek dengan pasya.
Jika sekarang perilaku itu sudah agak berkurang. Ibu guru juga berkata bahwa
dikelas anak-anak sering diberi sedikit pengertian dan bimbingan tentang
perbuatan yang baik dan buruk.
Kesimpulan Analisis Kelompok
Pasya tergolong anak yang mempunyai tipe cholorik, dari kesehariannya dia menjadi anak yang tidak bisa diam, selalu bergerak, kecuali dia sudah teramat lelah dan ngantuk. Pasya tidur suka larut malam, malam saja pasya masih suka bermain. Pasya dengan gampang meniru apa yang orang tuanya lakukan. Seperti menngejek dan memukul. Pasya sering diberi hukuman oleh ibunya ketika melakukan kesalahan, tanpa diberi pengertian ibunya mengapa pasya dipukul. Sehingga jika pasya kesal dan apa yang diinginkan tidak bias terpenuhi pasya langsung memukul temannya. Tempramen Choleric ialah temperamen yang penuh semangat,bertindak cepat, aktif, praktis dan berkemauan keras. Seringkali ia merasa puas terhadap dirinya sendiri dan tidak perlu bergantung pada orang lain. Ia cenderung untuk bersikap tegas dan berpendirian teguh, mudah membuat keputusan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.Orang Choleric selalu penuh dengan aktivitas. Ia tidak akan terombang-ambing oleh apa yang dipikirkan orang lain. Ia bersikap tegas dalam menghadapi persoalan-persoalan dan seringkali ia dengan berani melawan ketidakadilan sosial atau keadaan-keadaan yang tidak benar.Ia tidak takut terhadap kesengsaraan,sesungguhnya kesengsaraan itu justru membangunkan semangatnya. Ia telah mempunyai keputusan yang mantap dan seringkali ia berhasil di mana orang lain mengalami kegagalan. Hal ini bukan karena rencana-rencananya lebih baik daripada rencana-rencana orang lain,tetapi karena ia “terus maju” meskipun orang lain sudah putus asa dan berhenti.Bila pepatah “Menjadi pemimpin adalah karena bakat, bukan karena latihan” itu benar, maka ia adalah orang yang berbakat memimpin. Emosinya adalah bagian temperamennya yang paling tidak menonjol. Ia tidakmudah untuk memberikan simpati kepada orang lain, dan ia juga tidak dapat menunjukkan atau menyatakan rasa kasih secara wajar. Ia sering merasa bingung atau muak melihat orang lain menangis. Ia kurang dapat menghargai karya-karya seni yang tinggi, perhatian utamanya hanya ditujukan kepada nila-nilai kehidupan yang mendatangkan faedah.Ia dapat segera melihat kesempatan yang ada dan dengan cepat mendiagnosa cara yang terbaik untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan itu. Cara berpikirnya sistematis, walaupun hal-hal yang kecil-kecil biasanya membosankan baginya. Ia tidak bisa memeriksa secara teliti, tetapi ia cepat untuk memberikan penilaian yang berdasarkan intuisi, oleh sebab itu ia cenderung untuk melihat pada sasaran dari apa yang sedang dicapainya tanpa melihat adanya perangkap-perangkap dan halangan-halangan yang mungkin timbul di tengah jalan.Sekali ia telah mulai melangkah menuju sasarannya ia dapat berlari tanpa mengindahkan orang-orang yang menghalangi jalannya. Ia cenderung untuk bersikap menguasai dan mengatur, dan ia tidak segan-segan memperalat orang lain untuk mencapai maksud-maksudnya (oportunis) Orang Choleric dapat menjadi seorang eksekutif (pelaksana) yang baik, pencetus gagasan, produser, dikatator, atau bahkan SEORANG PENJAHAT, tergantung pada standard moralnya. *Kebutuhan Rohaniah : Kasih, Kedamaian, Kemurahan, Kesabaran, Kelemah lembutan dan kebaikan. Kekuatan : - Suka memimpin, pembuat keputusan, dinamis, dan aktif - Sangat membutuhkan perubahan dan suka mengoreksi kesalahan - Mempunyai kemauan keras dan selalu menginginkan pencapaian target - Mandiri, bebas, menyukai tantangan - Menyukai pemecahan yang praktis dan bergerak cepat - Pekerja keras dan mempunyai tujuan yang jelas - Suka mengorganisasi, selalu merasa benar, dan mempunyai visi ke depan Kelemahan : - Otoriter, tidak sabar, dan mudah marah - Terlalu kaku dan susah diajak santai - Menyukai kontroversi, emosi tidak simpatik, dan tidak suka air mata - Tidak menyukai yang sepele dan bertele-tele - Sering terburu-buru dalam mengambil keputusan - Sering menuntut orang lain dan menghalalkan segala cara demi suatu tujuan Berhubungan dengan orang koleris: * jangan berbicara terlalu bertele-tele * jangan berdebat, hindari perdebatan, tetapi jangan terlalu mengalah (karena mereka senang bertengkar) * gunakan taktik mengalah untuk menang * jangan terpancing emosi anda (bersikaplah ekstra sabar)
Kesimpulan Analisis Kelompok
Pasya tergolong anak yang mempunyai tipe cholorik, dari kesehariannya dia menjadi anak yang tidak bisa diam, selalu bergerak, kecuali dia sudah teramat lelah dan ngantuk. Pasya tidur suka larut malam, malam saja pasya masih suka bermain. Pasya dengan gampang meniru apa yang orang tuanya lakukan. Seperti menngejek dan memukul. Pasya sering diberi hukuman oleh ibunya ketika melakukan kesalahan, tanpa diberi pengertian ibunya mengapa pasya dipukul. Sehingga jika pasya kesal dan apa yang diinginkan tidak bias terpenuhi pasya langsung memukul temannya. Tempramen Choleric ialah temperamen yang penuh semangat,bertindak cepat, aktif, praktis dan berkemauan keras. Seringkali ia merasa puas terhadap dirinya sendiri dan tidak perlu bergantung pada orang lain. Ia cenderung untuk bersikap tegas dan berpendirian teguh, mudah membuat keputusan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.Orang Choleric selalu penuh dengan aktivitas. Ia tidak akan terombang-ambing oleh apa yang dipikirkan orang lain. Ia bersikap tegas dalam menghadapi persoalan-persoalan dan seringkali ia dengan berani melawan ketidakadilan sosial atau keadaan-keadaan yang tidak benar.Ia tidak takut terhadap kesengsaraan,sesungguhnya kesengsaraan itu justru membangunkan semangatnya. Ia telah mempunyai keputusan yang mantap dan seringkali ia berhasil di mana orang lain mengalami kegagalan. Hal ini bukan karena rencana-rencananya lebih baik daripada rencana-rencana orang lain,tetapi karena ia “terus maju” meskipun orang lain sudah putus asa dan berhenti.Bila pepatah “Menjadi pemimpin adalah karena bakat, bukan karena latihan” itu benar, maka ia adalah orang yang berbakat memimpin. Emosinya adalah bagian temperamennya yang paling tidak menonjol. Ia tidakmudah untuk memberikan simpati kepada orang lain, dan ia juga tidak dapat menunjukkan atau menyatakan rasa kasih secara wajar. Ia sering merasa bingung atau muak melihat orang lain menangis. Ia kurang dapat menghargai karya-karya seni yang tinggi, perhatian utamanya hanya ditujukan kepada nila-nilai kehidupan yang mendatangkan faedah.Ia dapat segera melihat kesempatan yang ada dan dengan cepat mendiagnosa cara yang terbaik untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan itu. Cara berpikirnya sistematis, walaupun hal-hal yang kecil-kecil biasanya membosankan baginya. Ia tidak bisa memeriksa secara teliti, tetapi ia cepat untuk memberikan penilaian yang berdasarkan intuisi, oleh sebab itu ia cenderung untuk melihat pada sasaran dari apa yang sedang dicapainya tanpa melihat adanya perangkap-perangkap dan halangan-halangan yang mungkin timbul di tengah jalan.Sekali ia telah mulai melangkah menuju sasarannya ia dapat berlari tanpa mengindahkan orang-orang yang menghalangi jalannya. Ia cenderung untuk bersikap menguasai dan mengatur, dan ia tidak segan-segan memperalat orang lain untuk mencapai maksud-maksudnya (oportunis) Orang Choleric dapat menjadi seorang eksekutif (pelaksana) yang baik, pencetus gagasan, produser, dikatator, atau bahkan SEORANG PENJAHAT, tergantung pada standard moralnya. *Kebutuhan Rohaniah : Kasih, Kedamaian, Kemurahan, Kesabaran, Kelemah lembutan dan kebaikan. Kekuatan : - Suka memimpin, pembuat keputusan, dinamis, dan aktif - Sangat membutuhkan perubahan dan suka mengoreksi kesalahan - Mempunyai kemauan keras dan selalu menginginkan pencapaian target - Mandiri, bebas, menyukai tantangan - Menyukai pemecahan yang praktis dan bergerak cepat - Pekerja keras dan mempunyai tujuan yang jelas - Suka mengorganisasi, selalu merasa benar, dan mempunyai visi ke depan Kelemahan : - Otoriter, tidak sabar, dan mudah marah - Terlalu kaku dan susah diajak santai - Menyukai kontroversi, emosi tidak simpatik, dan tidak suka air mata - Tidak menyukai yang sepele dan bertele-tele - Sering terburu-buru dalam mengambil keputusan - Sering menuntut orang lain dan menghalalkan segala cara demi suatu tujuan Berhubungan dengan orang koleris: * jangan berbicara terlalu bertele-tele * jangan berdebat, hindari perdebatan, tetapi jangan terlalu mengalah (karena mereka senang bertengkar) * gunakan taktik mengalah untuk menang * jangan terpancing emosi anda (bersikaplah ekstra sabar)
BAB IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Perilaku yang
ditunjukkan oleh seorang anak merupakan cerminan dari apa yang dia lihat dan
rasakan dari lingkungan sekitarnya. Bila anak mempunyai perilaku suka memukul,
mungkin memang hal wajar dari seorang anak. Namun jika perilaku ini terus menerus
dibiarkan akan menjadi kebiasaan dan bahkan menjadi bagian dari hidup anak
sampai mereka dewasa nanti. Perilaku suka memukul ini juga disebabkan karena
dampak didikan orang tua yang salah.
2.
Saran
Perilaku suka memukul
adalah perilaku yang akan merugikan bagi anak dan orang disekeliling anak. Kita
sebagai orang dewasa terutama untuk para orang tua dan guru harus berberan
penting dalam memberikan pendidikan serta bimbingan kepada anak dalam rangka
membantu mengoptimalkan perkembangan anak. Hendaknya orang tua dan guru yang
paling disegani oleh anak untuk menerapkan keteladanan dalam berbagai hal.
Karena anak belajar dari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar dan apa yang ia
rasakan saat itu. Keteladanan dan contoh yang baik merupakan sugesti positif yang
akan sangat bermakna bagi sang anak.
Orang tua
dan guru harus selalu mengawasi, membimbing apa yang anak lakukan, tanpa harus
memberikan hukuman fisik yang membuat anak tidak mengerti mana perilaku yang
baik yang bisa dilakukannya (berprilaku buruk).
DAFTAR PUSTAKA
Kennedy Michelle,(2004). Bila Anak Berprilaku Buruk. Erlangga: Jakarta.
Ireland Karin,(2003). 150 Cara untuk Membantu Anak Meraih Sukses.
Erlangga:Jakarta.
Paul Wood & Bernard
Scwartz,(1994). Bagaimana Agar Anak Anda
Melakukan yang Anda Inginkan (cetakan I).
Arcan:Jakarta.
Seto Mulyadi,(2004). Membantu Anak Balita Mengelola Amarahnya.
Erlangga:Jakarta.
Steede Kevin,(2008). 10 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak
(cetakan ketiga). PT. Tangga Pustaka:Jakarta.
Robinson W. Paul,(1993).
Tingkah Laku Negatif Anak (cetakan II). Arcan:Jakarta.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar